THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Sunday, June 14, 2009

Pelangi di Sydney

Tidak biasanya aku tidur senyenyak ini. Pagiku terlihat lebih indah dari biasanya. Air terasa lebih segar sampai-sampai segan rasanya menyudahkan mandi pagiku. Sambil menikmati sarapan pertamaku tanpa keluarga, aku berfikir sejenak sambil memandang matahari pagi dan menghirup udara segar, "Mungkin ini pertanda baik." pikirku. Sebelum melangkah meninggalkan apartment dan menyantap pekerjaan pertamaku, aku merasa seperti narapidana tak bersalah yang dibebaskan. Aku melangkah dengan pasti menuju suatu tempat dimana aku harus bekerja untuk menyambung hidup. Tibalah aku di sebuah restoran bintang lima milik seorang pengusaha berkebangsaan Perancis bernama Adrien Wickliff. Aku tertarik bekerja di sini karena aku tidak perlu repot-repot belajar memasak hidangan khas Perancis, karena bukan makanan itu yang mereka hidangkan, tetapi makanan tradisional Indonesia. Walaupun pekerjaanku sama seperti tukang pecel, hanya masak makanan yang setiap hari aku makan dan menghidangkannya kepada penduduk sydney dan sekitarnya yang suka dengan menu Indonesia. Ternyata benar kata pepatah kalau wanita ujung-ujungnya akan masuk dapur. Tapi siapa sangka kalau aku masuk dapur sebuah restoran bintang lima. Sesampainya di sana ku lihat sebuah seragam bertuliskan "Rita Kartika", namaku.
Setahun sudah aku bekerja di retoran 'la Délicieux Aliments'. Tidak ada yang mengira kalau gajiku selama setahun bisa memberiku sebuah rumah minimalis dengan sebuah kolam renang, halaman yang rindang dan kebun bungan kecil di belakang rumah, serta sebuah Ferrari 360 Spider mengisi garasiku. Musim panas tahun ini aku memilih berlibur ke pantai bersama ayah dan bunda. Aku sudah menyiapkan 2 tiket Jakarta - Sydey untuk mereka. Sekaligus aku ingin menunjukan hasil jerih payahku kepada mereka. Aku sudah tidak sabar menelfon mereka untuk memberitahu tentang rencanaku ini. Aku memutuskan untuk menelfon bunda sore ini. Entah enapa fikiranku terfokus kepada bunda. Rasa gundah menyelimuti siangku. Karena khawatir aku cepat-cepat mengambil telephone genggamku dan menelfon bunda, tetapi tidak aktif. Kegundahanku sampai ke puncaknya. Aku segera menelfon ayah untuk memastikan. Kegundahanku terjawab sudah, ayah bilang ibu sedang dalam proses melahirkan, aku akan memiliki seorang adik laki-laki, aku akan menjadi seorang kakak. Setelah ayah memberitahuku tentang kabar gembiranya untukku, tidak lupa aku menyampaikan kabar yang aku punya. Bulan depan ayah, bunda dan Rodrick, adik baruku, akan tiba disini. Aku sudah tidak sabar ingin bermain dengan Rodrick kecilku yang aku tunggu sejak aku berusia 5 tahun,15 tahun yang lalu.
Hari ini mereka akan datang, semua sudah kupersiapkan. Aku ridak sabar ingin memeluk mereka. Sudah 1 tahun lebih aku terpisah dari ayah dan bunda. Rindu sekali rasanya. Ditengah penantianku, telephone genggamku berbunyi, rupanya dari tante Siska di Bandung yang tinggal tidak jauh dari rumah ayah bunda. Setelahku angkat, Ia terdengar seperti sedang menangis. Aku bingung mengapa tante Siska menelfonku sambil menangis. "Rita, tante harap kamu tabah, tante tahu betapa sayangnya kamu dengan orantuamu. Tapi..." jelasnya sambil menahan tangis. "Sekarang mereka sudah berangkat. Berangkat kepangkuan Tuhan. Mobil yang ayahmu kendarai tertabrak trak minyak yang hilang kendali di jalan tol menuju Soekarno Hatta." Aku terdiam, air mata perlahan-lahan jatuh. Entah apa yang harus ku perbuat saat ini. Orang yang aku cintai dan mencintaiku kini telah pergi, untuk selama-lamanya. Musim panas tahun ini, adalah musim panas paling kelabu yang pernah aku alami. Hidupku terasa hampa dan tak bermakna. Harta yang kini aku dapat seperti tidak berharga tanpa ayah dan bunda.
Keesokan paginya, aku berangkat ke Bandung untuk menghadiri pemakaman ayah, bunda dan Rodrick. Setelah 2 minggu disini, aku memutuskan untuk kembali ke Sydney. Hidupku hampa, sedih dan aku merasa sudah tidak berguna tanpa mereka. Setiap hari aku pandangi senyum ayah bunda dari sebuah album kecil. Tiba-tiba aku teringat akan pesan bunda, jangan rusak satu belanga susu dengan satu titik nila. Aku berfikir dan memutuskan untu terus semangat dan tidak lagi mengacaukan hidupku dengan kesedihan. Aku yakin ayah, bunda dan Rodrick di surga sana akan kecewa jika melihatku terus begini. Aku harus kembali bersemangat! Mereka akan bahagia jika melihatku bahagia. Biarpun mereka sudah tiada, tapi peluk, cium dan nasehat-nasehat mereka akan terus melekat di hatiku...






Cerpen di atas ASLI karangan gue hhehehe :D

4 kata mereka:

Farah Savira said...

wew mantep ka ceritanya -_-

Mahendrati Nadia said...

awesome !

DhiniDuta said...

waahhahaha tengkyu

Adani said...

sediiih lah ka dhini..
waahah bakat nulis nih =D